SEJARAH PERTANIAn
pada masa mesopotamia
Daerah "bulan sabit yang subur" di Timur
Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian
dan alat-alat pengolahnya.
Sejarah pertanian adalah bagian dari
sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu
untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu
kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan
peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat
pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.
Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai
kebudayaan agraris.
Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang
besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat
dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami
manusia.
Agak sulit membuat suatu garis sejarah
pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan
teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika
masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah
mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap
berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara
dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu
mendukung penyediaan pangan ratusan orang.
Zaman Mesopotamia yang merupakan awal
perkembangan kebudayaan, merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian
kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada
teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu
tulis-juru tulis.
Penciptaan surplus sosial menyebabkan
terjadinya lembaga ekonomi berdasar peperangan dan perbudakan. Administrasi
untuk surplus yang harus disimpan mendesak kebutuhan sistem akuntansi.
Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun yang lalu dengan terciptanya
tulisan-tulisan yang merupakan awal kebudayaan. Kebudayaan Mesopotamia bertahan
untuk beribu tahun di bawah banyak pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya,
walaupun sukar didefinisikan secara tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan
mungkin juga ke India dan Cina.
Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih
penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum
dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia – Sumeria, Babilonia, Asiria,
Cahldea – mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi.
Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang
beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan
sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk
memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.
Pengetahuan tentang pertanian kuno di
mana pun tidak lebih banyak dari pada di Mesir, di mana pasri yang bertiup dari
gurun memelihara data dan catatan dari zaman yang menakjubkan. Walaupun lembah
Nil telah mendukung manusia sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga
perkembangan pertaniannya yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di
wilayah mediteran.
Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat
sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang dimungkinkan oleh
kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah kembali. Orang Mesir adalah akhli
dalam mengembangkan teknik drainase dan irigasi. Drainase yaitu pembuangan
kelebihan air, merupakan tuntutan di daerah seperti lembah Nil; hal ini meminta
pengembangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem pengangkutan serta
saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air pada tanaman secara
buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan pemberian air. Masalah drainase
dan irigasi saling menjalin; pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun
serentetan parit untuk menyimpan air dan saluran yang melayani kedua tujuan
tersebut. Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan air, yang masih dipakai sekarang.
Penemuan yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan menaikkan 2.250 liter air
setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.
Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak
lewat perbaikan cangkul. Cangkul asalnya dari suatu tongkat bercabang yang
lancip dan digunakan dengan gerakan memotong. Bajak kuno juga hanya merupakan
cangkul yang ditarik manusia (belakangan oleh hewan) untuk menggaruk permukaan
tanah, dan masih banyak digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak
diperbaiki dengan penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan tanah dan
dengan konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir menggunakan
berbagai alat potong pada waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan
alat yang paling baik ketika itu.
Orang Mesir mengembangkan berbagai
teknologi yang berhubungan dengan seni masak – industri keramik, pemanggangan,
pembuatan anggur dan penyimpanan pangan. Cara-cara penyimpanan termsuk
fermentasi, pembuatan acar, pengeringan, pengasapan dan pemberian garam. Banyak
tanaman dibudidayakan untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain;
papirus untuk kertas, jarak untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka
menciptakan jamu-jamuan yang pertama, koleksi tanaman obat, dan industri
rempah-rempah, wangi-wangian dan kosmetik.
Sepanjang Sungai Nil diciptakan
kebun-kebun formal luas, penuh dengan tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam
kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun buah (orchard), kurma, anggur, ara,
lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur berisi ketimun, articoke, bawang
putih, perai, bawang bombay, slada, menta, endewi, cikori, logak, dan berbagai
labu.
Kebudayaan Mesir bertahan selama 35
abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia meneruskan warisan teknologi
Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang muncul. Walaupun orang-orang Yunani
hanya sedikit menambah kemahiran praktek, sikap analitik dan keingintahuannya
terhadap alam benda memberi pengaruh besar pada kemajuan teknolgoi di masa
datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani zaman itu. Dua buah tulisan
terkenal, History of plants dan Causes of Plants dari Theopratus murid
Aristoteles mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17. Dia dipandang sebagai
Bapak Ilmu Botani. Tulisan tersebut mencakup judul-judul yang beraneka ragam
seperti morfologi, klasifikasi, pembiakan dengan biji dan secara vegetatif,
geografi tumbuhan, kehutanan, horikultur, parmakologi, hama dan bau serta rasa
tanaman. Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan tanaman pertanian. Dia
membedakan Angiospermae dan Gymnospermae, Monokotil dan Dikotil, membahas
pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara mengumpulkan damar (resins) dan ter.
Bahkan membahas penyerbukan pohon kurma betina dengan bunga-bunga dari pohon
jantan yang tak berbuah. Hal ini merupakan pengetahuan kelamin pada tanam,
sesuatu yang lama menghilang dan baru diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.
Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu
bertahan secara politik. Persaingan dan peperangan antar kota membawa ke
kejatuha oleh tentara Macedonia. Ada yang melacak kejatuhan Yunani pada akibat
peningkatan populasi pada merosotnya sumber-sumberdaya alam baik oleh
peperangan maupun oleh kebusukan dari dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian
Yunani tak cukup untuk menyokong kebudayaan yang selalu tumbuh.
Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa
baru ke barat. Kekaisaran Romawi, berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar
sumberdaya alam yang kokoh kuat. Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi
sangat tertarik pada aspek praktis dari pertanian. Pertanian merupakan bagian
penting dari ekonomi dan urusan yang sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama
dari Romawi adalah pajak tanah; perundang-undangannya yang paling penting
berurusan dengan rencana agraria; kekayaan besar diinvestasikan pada lahan
pertanian. Romawi tumbuh ke kejayaan pada landasan teknologi pertanian yang
sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka menaklukkan, mereka membangun suatu
kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi pelaksanaannya secara Romawi.
Walaupun orang Romawi hanya memiliki
sedikit ide asli, akan tetapi mereka terkenal betul betul memperbaiki yang
mereka temukan. Tanda perdagangan yang bertahan lama adalah jalan-jalan dan
jalan air. Orang-orang Romawi berpikiran moderan, beradab dan berpusat ke kota,
tetapi bisnis dan kecenderungannya terikat pada tanah.
Praktek pertanian Romawi dibukukan
secara baik. Tulisan mengenai pertanian yang pertama adalah De agricultura
karangan Marcus Porceus Cato (234 – 149 SM), yang menulis aspek-aspek praktis
dari pengelolaan tanaman dan ternak, terutama mengenai keuntungan. Asal-usul
filosofi desa ditemui dalam kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk
yang terbaik, tetapi juga tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan
Marcus Terentius Varro (116 – 28 SM) yaitu De re rustica libri III, menekankan
ketergantungannya negeri sekemakmuran pada pertanian yang sehat.
Tulisan-tulisan lain adalah Georgica karangan Vergilius (70 – 19 SM) dan banyak
lain. Historia naturalis karangan Plinius (23 – 79 M) memuat kumpulan ilmu
maupun hal-hal yang tidak diketahui. Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi
dapat dipelajari.
Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat
adanya penyambungan tanaman (grafting dan budding), poenggunaan berjenis-jenis
varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk hijau, penggunaan pupuk kandang,
pengembalian kesuburan tnah, bahkan penyimpanan dingin untuk buah-buahan.
Dikenal pula suatu “specularium”, rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran
pada musim dingin. Di Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai
tingkat tinggi.
Pada masa awal sejarah Romawi lembaga
pertanian yang pokok adalah masyarakat desa. Milik perorangan kecil, berkisar
dari satu hingga mepat acre dan dikelola secara intensif. Setelah negara Romawi
berkembang wilayahnya dan memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang perang,
muncul unit produksi yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara
yang dibagi-bagikan. Hasil sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan
perotangan yang hebat yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar dengan
dahsyat. Kenaikan tenaga kerja murah dari budak-budak dan meningkatnya ukuran
milik perorangan berakibatkan ketidakseimbangan sosial. Tentara-petani-penduduk
kehilangan tempatnya sebagai kekuatan stabilisasi dalam kehidupan Romawi.
Kemudian setelah kejayaan dialami,
banyak sistem pertanian tak sehat muncul. “Absente ownership”, perbudakan,
membawa kerusakan tanah yang menurunkan produktivitas. Di samping itu
upeti-upeti dari negara-negara luar mengendurkan semangat berproduksi tinggi.
Bangun dan jatuhnya keberuntungan politik kekaisaran Romawi sejajar dengan trend
dalam pertanian. Beban untuk mendukung dan mempertahankan negara yang
overexpanded meremehkan dasar-dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan dan
tidak stabil mengurangi daya pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Abad pertengahan. Dengan runtuhnya
Romawi dan Negara Barat, kemajuan teknologi beralih ke Timur Tengah. Setelah
tahun 700 M, kebudayaan Islam yang menyumbang hasil-hasil kebudayaannya kepada
dunia. Kebudayaan Islam muncul dengan menyumbangkan hasil-hasil teknologi dan
ilmu pengetahuannya yang jauh lebih rasional dan ilmiah dibandingkan dengan
kebudayaan-kebudayaan sebelumnya.
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya
dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim. Di
Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum sebagai
padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai,
kacang hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan
di daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan
juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang
terpisah di Amerika (yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu
Amazon) secara terpisah mulai membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga
matahari.
Kondisi tropika di Afrika dan Asia
Tropik, termasuk Nusantara, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap
mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan
pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke wilayah
Nusantara membawa serta teknologi budidaya padi sawah serta perladangan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh
tanaman terhadap perubahan ini.
sumber “http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian"
semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian :)
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut